MANADO – Kejutan terjadi di ajang Liga Galakarya Piala Gubernur Sulawesi Utara 2025. Tim sepak bola Kabupaten Kepulauan Sitaro harus menerima kenyataan didiskualifikasi dari kompetisi, sebuah keputusan yang memantik reaksi dari manajemen dan para pemain.
Meski begitu, perwakilan tim Sitaro menyatakan pihaknya tetap menghormati jalannya turnamen dan menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir kepada panitia pelaksana.
“Kami berharap panitia bisa memberikan keputusan yang seadil-adilnya. Apa pun hasilnya nanti, yang terbaik untuk kompetisi ini pasti akan kami terima,” ujar Menejer Tim Pemkab Sitaro, Irwan Masikome.
Menurut informasi, diskualifikasi tersebut dipicu adanya dugaan pelanggaran regulasi teknis pertandingan ketika Sitaro berhadapan dengan skuad Pemkot Manado, Senin (25/8/2025) di lapangan Stadion Klabat, Manado.
Ketika itu Sitaro melayangkan protes ke panitia pelaksanan karena berkas tim Pemkot Manado belum lengkap. Selain itu, Pemkot mengadopsi pemain luar, bukan berasal dari instansi Pemkot Manado sendiri.
“Sehari sebelum jadwal kami bermain kami sudah layangkan protes. Jadi bukan karena kami kalah 3:1 dengan Pemkot Manado. Jadi kalau kami didiskualifikasi, sebenarnya dari lubuk hati kami belum terima seratus persen,” jelas Masikome yang diketahui menjabat Kepala Inspektorat Pemkab Sitaro ini.
Namun, dia mengaku tim Sitaro tidak ada niat untuk merugikan pihak lain. Mereka tetap berkomitmen menjaga sportivitas dan nama baik daerah dalam ajang bergengsi antar-karyawan ini.
“Makanya kami minta ada keputusan seadil-adilnya dari pihak panitia untuk tindaklanjut jalannya Liga Galakarya ini,” ungkap Masikome.
Dengan sikap legowo tim Sitaro ini menuai simpati dari sejumlah pemerhati olahraga sepak bola. Harapan besar pun disampaikan agar Liga Galakarya Piala Gubernur Sulut tetap menjunjung tinggi sportivitas, keadilan, dan kebersamaan antar karyawan dari berbagai instansi serta perusahaan. [anr]
